Laporan Praktikum Anatomi Fisiologi Hewan Anatomi Pisces

Terimakasih kawan sudah mampir di blog saya, semoga mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk mendownload laporan versi full dapat klik disini



LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI FISIOLOGI HEWAN

ANATOMI PISCES

Oleh :
Viol Dhea Kharisma
135090107111007







LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014




ANATOMI PISCES

Viol Dhea Kharisma
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 
Universitas Brawijaya

ABSTRAK

Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diproduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus berhabitat di setiap sungai dan danau Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia. Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air. Diyakini pula bahwa pemeliharaan ikan ini telah berlangsung semenjak peradaban Mesir purba. Tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur anatomi ikan nila dan macam-macam caudal serta jenis sisik pada ikan nila. Manfaat yang didapatkan setelah melakukan praktikum ini adalah mahasiswa biologi dapat mengetahui struktur anatomi ikan nila serta jenis-jenis caudal dan sisik serta dapat menjadi rujukan saat melakukan tugas akhir dan penelitian, metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah dilakukan dengan beberapa tahap agar mendapatkan hasil yang relevan. Berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah diperoleh bahwa struktur anatomi ikan nila terdiri atas pneumatocyst, jantung, insang (brachia), gonad (kelenjar kelamin), ventriculus dan intestinum (tractus digestivus), hepar (hati), vesica fellea, dan ginjal. Jenis sirip dan sisik pada ikan nila, ikan nila mempunyai sirip dada, sirip punggung, sirip dubur dan sirip ekor serta jenis sisik pada ikan adalah plakoid.

Kata kunci : Anatomi Ikan , Caudal, Ikan Nila, Macam Sisik 


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
       Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau dan wilayah laut yang luas. Didalam laut tersebut terdapat aneka ragam hayati yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai sektor terutama menunjang perekonomian bangsa. Pemanfaatan hasil perikanan sebagai sumber daya laut merupakan hal yang sangat penting sebagai sumber pangan dan komoditi pedagangan, baik didalam negeri maupun diluar negeri. Perikanan yang dimaksud disini dalam arti yang luas mencakup penangkapan dan budidaya perikanan. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keragaman spesies ikan yang tinggi, yang dapat dijadikan sumber penghasilan terutama dalam mencukupi kebutuhan perekonomian masyarakat. Indonesia adalah negara yang sangat strategis dibidang perikanan (Bickley, 2006). 
     Ikan adalah komoditi yang digunakan sebagai sumber pangan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Dengan adanya pemanfaatan hasil perikanan maka diharapkan hasil perikanan di Indonesia dapat dimatfaatkan secara optimal baik dalam pemanfaatan unutk konsumsi maupun pemanfaatan untuk menutupi perekonomian masyarakat (Jacob, 2008).
 Ikan termasuk hewan bertulang belakang ( vertebrata ) , bernafas dengan insang, habitat berada pada perairan . Ikan bergerak dan menjaga keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan sirip – sirip . Morfologi ikan ada bermacam – macam, tetapi morfologi dasar adalah terdiri dari badan, kepala, dan juga ekor.  Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia (Wahl, 2006).
    Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan. Sesuai dengan nama latinnya, O. niloticus berasal dari sungai Nil dan danau-danau yang berhubungan dengan aliran sungai itu. Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah. Sekarang ikan ini telah tersebar di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat baik (Seeley, 2007).
Berdasarkan dari beberapa hal yang telah dijelaskan semua maka pentingnya dilakukan praktikum ini adalah yaitu untuk mengetahui struktur anatomi ikan nila.

1.2. Rumusan Masalah
     Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam praktikum ini adalah :
Bagaimana struktur anatomi dari ikan nila ?
Bagaimana bentuk sisik dan caudal pada ikan nila ?

1.3. Tujuan
    Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu Mempelajari struktur anatomi ikan nila dan mengetahui bentuk sisik dan caudal ikan nila..

1.4. Manfaat
     Manfaat yang dapat diambil dalam praktikum ini adalah mahasiswa biologi dapat mengetahui struktur anatomi ikan nila dan organ-organ fungsionalnya . Manfaat lain adalah daging disisi badan cukup tebal sehingga baik untuk fillet (sayatan daging tanpa tulang).Fillet nila sngat disukai oleh konsumen di luar negeri. Produk ini dapat dimasak dengan berbagai bumbu dan saus atau dijadikan isi sandwhich.



BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA


2.1.  Ikan Nila (Oerocromi sp.)
2.2.1. Macam-macam Sisik 
      Bentuk, ukuran dan jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran bagaimana kehidupan ikan tersebut. Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka macam, yaitu Sisik ganoid merupakan sisik besar dan kasar Sisik sikloid berbentuk bulat, jika diamati akan tampak lingkaran yang berbeda-beda, pinggiran sisik halus dan rata stenoid bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar Sisik placoid merupakan sisik yang lembut Umumnya tipe ikan perenang cepat atau secara terus menerus bergerak pada perairan berarus deras mempunyai tipe sisik yang lembut, sedangkan ikan-ikan yang hidup di perairan yang tenang dan tidak berenang secara terus menerus pada kecepatan tinggi umumnya mempunyai tipe sisik yang kasar. sementara sisik stenoid mempunyai. Linealateralis adalah garis yang dibentuk oleh pori-pori, sehingga LL ini terdapat baik pada ikan yang bersisik maupun ikan yang tidak bersisik. Pada ikan yang tidak bersisik LL terbentuk oleh pori-pori yang terdapat pada kulitnya, sedangkan pada ikan yang bersisik LL terbentuk oleh sisik yang berpori. Pada umumnya ikan mempunyai satu buah garis LL, namun demikian adapula ikan yan mempunyai beberapa buah LL. LL ini berfungsi LL untuk mendeteksi keadaan linkungan, terutama kualitas air dan juga berperan dalam proses osmoregulasi (Guinan, 2006).

2.2.2. Macam-macam Caudal
       Bentuk-bentuk utama sirip ekor dari ikan adalah membulat, bersegi, sedikit cekung atau berlekuk, bulat bulan sabit, bercegak, meruncing, loncet, bentuk membulat: apabila pinggiran sirip ekor membentuk garis lengkung dari bagian dorsal hingga ventral . Bentuk bersegi atau tegak: apabila pinggiran sirip ekor membentuk garis  tegak dari bagian dorsal hingga ventral . Bentuk sedikit cekung atau berlekuk tunggal: apabila terdapat lekukan dongkal antara lembar dorsal dengan lembar ventral . Bentuk bulat sabit: apabila ujung dorsal dengan ujung ventral sirip ekor melengkung keluar runcing, sedangkan bagian tengahnya melengkung . Bentuk bercagak: apabila terdapat lekukan tajam antara lembar dorsal dengan lemnbar ventraltuk meruncing: apabila pinggiran sirip ekor berbentuk tajam (meruncing). Bentuk loncet: apabila pinggiran sirip ekor pada pangkalnya melebar kemudian membentuk sudut di ujung. Beberapa ikan ada yang memiliki satu atau dua sirip punggung pada ikan bersirip punggung tunggal umumnya jari-jari bagian depan tidak bersekat dan mengeras sedangkan jari-jari di belakangnya lunak atau bersekat dan umunya bercabang (Levi, 2005).

2.2.3.  Anatomi dan Fisiologi Ikan Nila
       Sistem ekskresi adalah system pembuangan proses pembuangan metabolisme tubuh (berupa gas, cairan, dan padatan) melalui kulit, ginjal dan melalui saluran pencernaan. System reproduksi adalah system yang mempertahankan spesies dengan menghasilkan keturunan yang fertile. Embriologi ialah urutan proses perkembangan dari zygot sampai dengan anak ikan dan sampai seterusnya. Organ reproduksi diantaranya adalah organ kelamin, yang menghasilkan sel gamet (kelamin) yaitu spermatozoa (gonad jantan), biasanya sepanjang kiri dan kanan lalu menghasilkan pulu (gonad betina) yaitu ovarium.Jenis dan bagian fungsi sisikKulit memproduksi sisik yang menutupi permukaan tubuhnya, setiap sisik di bentuk dalam kantung epidermis. Tumbuhnya terus menerus selama ikan tersebut masih hidup dan tidak mengalami regenerasi, apabila mengalami kerusakan atau hilan, waktu pertumbuhannya bergantung pada cadangan material baru di sekitar pinggir atau di insang, sehingga ilmuwan dapat mengetahui umur ikan tersebut dengan lingkaran cincin pada sisikPada ikan nila tersebut sisik yang melingkupi tubuhnya sisik pada ikan ini termasuk pada tipe terost, yang tidak memiliki cnamel, dentin dan lapisan pembuluh tulang, hanya memiliki berkas lama saja (Standring, 2005).

2.2. Klasifikasi Ikan Nila (Oerocromi sp.)
Berikut merupakan klasifikasi dari ikan nila menurut (Khaw, 2004).
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Osteichtyes
Ordo:Perciformes
Famili:Cichlidae
Genus:Oreochromis
Spesies:Oreochromis niloticus



BAB III
 METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat
       Praktikum dengan judul “ANATOMI IKAN“yang dilaksanakan pada tanggal 11 November 2014 hari Selasa pada pukul 15.00-16.40 di Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya Malang.

3.2 Alat dan Bahan
     Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah  alat pembedah (seperti pisau, cutter) , ikan Nila segar

3.3 Cara Kerja
3.3.1 Mengetahui Anatomi Ikan
     Pertama, ikan Nila di foto dan di gambar terlebih dahulu sebelum dibedah kemudia dilakukan pembedahan yaitu disayat kulitnya dan dibedah untuk mengetahui organ dalam. Di amati bagian air bladder, letak retroperitonial, warna keputih-putihan, cor (jantung), branchia (insang), gonad (kelenjar kelamin), ventriculus dan intestinum,hati, vesica fellea (kantung empedu) berwarna kehijauan, limpa (spleen), dan ren (ginjal). Setelah pembedahan selesai bagian-bagian anatomi ikan yang didapatkan digambar dengan menggunakan pensil di kertas A4. 


BAB IV
 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Prosedur
Ikan Nila dicuci dan dibersihkan dengan air mengalir, untuk membuat keadaan ikan lebih segar, kemudian ikan difo yang bertujuan untuk mengambil gambar ikan sebelum dibedah, kemudian ikan dibedah dengan bertujuan untuk mengetahui struktur anatomi dari ikan tersebut, pembedahan dilakukan dengan cara menyayat dari bagian anus ikan menuju ke pangkal kepala ,kemudian dilakukannya penyayatan ke samping dan hati-hati karena jika penyayatannya tidak tipis dapat mengenai selaput pembungkus organ-organ ikan. Kemudian kulitnya dibuka dan ditusuk jarum pentul agar organ-organ ikan dapat diamati. 

4.2. Analisis Hasil
4.2.1. Organ-Organ Ikan
     Berdasarkan dari hasil pengamatan yang diperoleh organ-organ ikan terdiri atas air bladder, jantung, insang, kelenjar kelamin, lambung, usus, hati, kantong empedu, limpa serta ginjal. Organ penting ang berperan dalam sistim pernafasan ikan adalah insang, juga berfungsi sebagai mengatur pertukaran air dan garam dan melepas nitrogen sisa hasil metabolisme. Pertukaran oksigen adalah tujuan utama dari respirasi ikan. Proses fisiologis pengambilan oksigen dari air jauh lebih sulit daripada mengeluarkan oksigen dari udara. Air sekitar 800 kali lebih padat daripada udara dan mengandung oksigen hanya sekitar 3%. Sedangkan udara mengandung sekitar 20% oksigen. Proses respirasi memakan energi cukup tinggi dan sistem hanya bekerja dengan baik jika ikan dalam kondisi fisik yang baik, dan lingkungan mengandung oksigen terlarut yang memadai. Luas permukaan insang hanya sekitar 6-10 kali lebih besar dari luas permukaan seluruh tubuh. Areal ini relatif kecil dibandingkan dengan paru-paru sebagai organ pertukaran. Sebaliknya, permukaan paru-paru bisa 100 kali lebih besar dari permukaan tubuh mamalia. Pertukaran gas terjadi di lamellae sekunder dari insang dan sangat efisien. Efisiensi ini dicapai dengan aliran lawan arus air dan darah. Darah vena miskin oksigen bergerak berlawanan dengan aliran air yang relatif kaya oksigen. Dalam mekanisme ini, air harus mengalir terus-menerus melalui insang untuk menjaga respirasi efektif. Sekitar 80% dari oksigen lingkungan dilepaskan selama respirasi. Pada manusia hanya 25% dari oksigen biasanya dilepas dari udara selama respirasi. Pada ikan, anestesi dicapai dengan menggunakan prinsip-prinsip ini. Agen anestesi dilarutkan dalam air dan anestesi dipertahankan dengan menjaga air obat mengalir di insang, bahkan jika seluruh tubuh ikan keluar dari air. Efektivitas ekstrim dari insang sebagai organ pertukaran gas juga membuat mereka sangat rentan terhadap bahan beracun. Zat beracun dapat terakumulasi dalam tubuh ikan hingga 1 juta kali konsentrasi zat yang sama di dalam air (Standring, 2005).
    Insang selain sebagai organ pernafasan, juga salah satu organ ekskretori utama. Insang mengeluarkan mayoritas amonia sedangkan sisanya dari produk limbah diekskresikan melalui ginjal. Ekskresi produk sisa metabolisme hampir sama untuk semua ikan, namun, ginjal dan insang memainkan peran signifikan berbeda pada ikan air tawar dibandingkan dengan peran mereka dalam ikan air laut. Ikan air tawar yang hipertonik dibandingkan dengan lingkungan. Sebagai konsekuensi langsung, air terus memasuki tubuh ikan melalui insang dan pengenceran darah (Levi, 2005).
Jantung ikan terdiri dari dua bagian, satu atrium dan satu ventrikel. Jantung terdiri dari 4 bilik yaitu sinus venosis, atrium, ventricle dan elastic bulbus arteriosis. Sirkulasi, darah mengalir dari jantung ke ventral aorta, ke arteri branchial afferent , ke insang untuk oxygenasi dan berlangsung melalui arteri efferent arteries ke dorsal aorta. Bilik disusun secara linear dan darah bersirkulasi dalam jalur peredaran darah tunggal. Jantung dapat diakses untuk proses mengeluarkan darah, namun bagian yang lebih disukai adalah vena ekor. Jaringan hematopoetic ikan terutama terdiri dari ginjal, tetapi juga mencakup limpa dan hati. Darah ikan memiliki kemiripan dengan darah reptil dan burung (Khaw, 2004). 
     Parameter darah normal pada hewan darat tidak dapat digunakan untuk ikan, karenaikan mengandung sel-sel yang jauh lebih rendah. Oleh karena itu, tidak mungkin meramalkan kondisi normal darah ikan menggunakan model hewan terestrial. Misalnya, leucosit pada ikan hanya 10% dan normal bagi ikan. Ikan juga mengandung haemoglobin rendah sehingga darahnya tampak pucat. Pembuluh getah bening ada tetapi tidak ada kelenjar getah bening yang terpisah. Jantung terletak di caudo-ventral ke insang. Jantung ikan terdiri dari 4 bilik yaitu; venosus sinous, satu atrium, satu ventrikel dan bulbus arteriosus (Seeley, 2007).
       Pada beberapa ikan tertentu ditemukan gelembung berenang (vesica natatoria = pneumatocyst). Gelembung berenang berfungsi sebagai alat hidrostatik, untuk menentukan tekanan air sehubungan dengan kedalaman perairan. Pneumatocyst terdapat di bagian dorsal rongga badan, yaitu di sebelah ventral dari ren, aorta abdominalis, dan columna vertebralis. Umumnya berbentuk oval dengan warna keputih-putihan, terdiri atas dua bagian yang tidak sama besar. Dari bagian anterior, tepat di perbatasan antara bagian anterior dan bagian posterior, keluar sebuah saluran yang menghubungkan pneumatocyst dengan esophagus. Saluran ini disebut ductus pneumaticus dan berfungsi sebagai jalan keluar masuknya udara ke dalam pneumatocyst (Jacob, 2008).

4.2.2. Perbedaan Ikan Tulang Keras dan Ikan Tulang Rawan
       Semua jenis ikan yang termasuk dalam kelas Osteichthyes memiliki sebagian tulang keras, mulut dan lubang hidungnya ventral, celah-celah pharyngeal tertutup (tidak terlihat dari luar) dan jantungnya hanya memiliki satu ventrikel. Jantung beruang dua, darah berwarna pucat, mengandung eritrosit yang berinti dan leukosit. Ikan ini juga mempunyai sistem limfa dan sistem porta renalis. Mempunyai hati yang berkantong empedu. Lambung dipisahkan dari usus oleh sebuah katup, mempunyai kloaka, tetapi tidak jelas adanya pankreas. Terdapat gelembung renang. Mempunyai gurat sisi, indra mata, telinga dalam dengan tiga saluran semisirkulerdan memiliki otolit untuk keseimbangan. Bernapas dengan insang yang memiliki tutup insang (operkulum). (Guinan, 2006).
       Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan adalah ikan berahang, mempunyai sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik, jantung beruang dua, dan rangka yang terdiri atas tulang rawan bukan tulang sejati. Mereka dibagi menjadi dua subkelas: Elasmobranchii (hiu, pari dan skate) dan Holocephali (kimera, kadang-kadang disebut hiu hantu, dan kadang dipisahkan menjadi kelas tersendiri). Rangkanya bertulang rawan yang hidup di air-air payau. Notokorda, yang ada pada yang muda, lambat laun digantikan oleh tulang rawan. Chondrichthyes juga tidak punya rusuk, maka jika mereka keluar dari air, berat tubuh dari spesies besar dapat menghancurkan organ dalam mereka sendiri lama  karena tidak memiliki sumsum tulang, sel darah merah diproduksi di limpa dan jaringan khusus di kelaminnya. mereka juga menghasilkan organ yang disebut Organ Leydig (penghasil sel darah merah) yang hanya ditemukan pada ikan bertulang rawan, meski beberapa tidak memilikinya. Organ unik lain adalah organ epigonal yang mungkin berperan dalam sistem kekebalan. Subkelas Holocephali, grup yang sangat terspesialisasi, tidak mempunyai kedua organ ini. Chondrichthyes terdiri dari fosil hidup seperti Hiu (Bickley, 2006).



BAB V
 PENUTUP

5.1. Kesimpulan
     Berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan bahwa struktur anatomi pada ikan nila dan jenis sisik adalah ikan terdiri atas pneumatocyst, jantung, insang (brachia), gonad (kelenjar kelamin), ventriculus dan intestinum (tractus digestivus), hepar (hati), vesica fellea yang berwarna kehijauan, limpa berwarna merah tua yang terdapat di sebelah ventral lobus dorsalis hepatis, ren (ginjal) yang berwarna merah tua, terletak di sebelah ventral columna. Jenis sirip dan sisik pada ikan nila, ikan nila mempunyai sirip dada, sirip punggung, sirip dubur dan sirip ekor serta jenis sisik pada ikan adalah plakoid.

5.2. Saran
     Perlu dilakukan penjelasan ulang mengenai cara membedah ikan Nila secara baik dan benar tanpa merusak organ dalam karena saya masih belum paham.


DAFTAR PUSTAKA

Bickley, L.S., and Szilagyi, P.G. 2006. Physical Examination and History Taking, 9th 
           ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Jacob, S. 2008.Fish Anatomy: A Clinically-Orientated Approach. New York: 
           Churchill Livingstone, Inc.

Guinan, J.J. “Olivocochlear Efferents: Anatomy, Physiology, Function, and the Measurement 
            of Fish Marine,” . (2006).Ear & Hearing 27,589-607.

Khaw, P. T., Shah, P., & Elkingkton, A. R. 2004. Fundamental of Fish Anatomy
            Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Levi, D. M. (2005). Preceptual learning in adults with amblyopia: A reevaluation of critical 
            periods in human vision. Development Physiology 46, 222-232.

Seeley, R.R., et al. 2007. Anatomy and Physiology, 8th ed. New York: McGraw-Hill Book Co.

Standring, S. Gray's. 2005. Anatomy: The Anatomical Basis , 39th ed. New York: 
            Churchill Livingstone, Inc.

Wahl, I. 2006. Building Anatomy: An Illustrated Guide to How Structures Work. New 
            York: McGraw-Hill Book Co.

Terimakasih kawan sudah mampir di blog saya, semoga mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk mendownload laporan versi full dapat klik disini






No comments:

Post a Comment