LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM PENGAMATAN PROTOZOA DAN ALGA DI KOLAM TAMAN SARI DAN JURUSAN BIOLOGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA


LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI UMUM
PENGAMATAN PROTOZOA DAN ALGA DI KOLAM TAMAN SARI DAN JURUSAN BIOLOGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA


Oleh :
Viol Dhea Kharisma
135090107111007
Kelompok 6A

















LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015





Pengamatan Protozoa dan Alga di Kolam Taman Sari dan Jurusan 
Biologi Universitas Brawijaya

Viol Dhea Kharisma
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya


ABSTRAK

Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Alga adalah sekelompok organisme autotrof  yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Praktikum ini penting dilaksanakan karena agar mahasiswa mampu  mengetahui, perbandingan jumlah dan keadaan diversitas protozoa dan alga yang ditemukan di lokasi kolam Jurusan Biologi dan kolam Taman Sari Universitas Brawijaya. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah mengambil sampel air di lokasi berbeda dan mengamatinya di bawah mikroskop. Diversitas mikrobanya antara kolam taman sari dengan kolam biologi kualitas airnya masih bersih di kolam biologi karena pada kolam biologi diversitas mikrobanya sangat rendah daripada taman sari. Namun jika ikan ditaruh di kedua lingkungan tersebut maka lingkungan yang cocok adalah kolam Taman Sari karena diversitas fitoplankton dan zooplankton yang terdapat di tempat tersebut sangat banyak dan dapat digunakan sebagai sumber pangan bagi ikan. Berdasarkan dari hasil pengmatan yang telah dilakukan bahwa keadaan diversitas protozoa dan alga antara kolam taman sari dan  kolam jurusan biologi berbeda, taman sari yang memiliki diversitas tertinggi karena jumlah protozoa dan alga yang teridentifikasi lebih besar daripada kolam biologi dan hasil dari praktikum ini dapat dikembangkan dengan mengidentifikasi lebih lanjut spesies protozoa dan alga lalu memanfaatkannya sebagai bioindikator. 


Kata kunci : Alga, Bioindikator, Diversitas Mikroba, Eukariotik, Protozoa

Observations Protozoa and Algae in Swimming Taman Sari and Department of Biology, University of Brawijaya

Viol Dhea Kharisma
Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Brawijaya

ABSTRACT

Protozoa can generally be explained that the protozoa is derived from the Greek, which means first and zoon protos meaning animals. So, Protozoa are animals first. Protozoa are another group of eukaryotic protists. Algae are a group of autotrophic organisms that do not have organs with real functional difference. Practicum is important that students be implemented as capable of knowing, comparison of the number and diversity of the state of protozoa and algae were found at the site of the Department of Biology and swimming pool Taman Sari UB. The method used in this lab is taking water samples at different locations and examined under a microscope. Microbial diversity between cider garden with swimming pool biological water quality is still cleaner in the pool because the pool of biological diversity of microbial biology significantly lower than the garden sari. However, if the fish are placed in both the environment is an environment suitable for Taman Sari phytoplankton and zooplankton diversity contained in the place very much and can be used as a food source for fish. Based on the results that have been done that pengmatan state protozoa and algae diversity between cider garden ponds and pools of different biology majors, garden sari which has the highest diversity of protozoa and algae because the amount is greater than the identified biological pond and the results of this practice can be developed to identify more species of protozoa and algae and use as bio-indicators.

Keywords: Algae, Bioindicators, Microbial Diversity, Eukaryotic, Protozoa





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
     Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya.  Protozoa termasuk kelompok protista yang mirip hewan. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah (Ezenwa, 2014).
      Alga adalah sekelompok organisme autotrof  yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar , batang, daun, dan sebagainya),  karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus. Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah tumbuhan yang hidup di air lainnya, seperti Hydrilla, dalam taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi dimasukkan dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-pisahkan sesuai dengan fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian alga bukanlah satu kelompok takson tersendiri (Mitchell, 2012). 
   Oleh karena itu praktikum ini penting dilakukan karena untuk mengetahui bagaimana cara mengamati atau mengidentifikasi serta mengetahui struktur dan ciri-ciri pada protozoa dan alga.

1.2 Rumusan Masalah
       Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam praktikum ini adalah :
Bagaimana perbandingan jumlah protozoa dan alga yang dtemukan di dua lokasi tersebut ?
Bagiamana keadaan diversitas protozoa dan algae di dua lokasi tersebut ?

1.3 Tujuan
      Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu  mengetahui, perbandingan jumlah dan keadaan diversitas protozoa dan alga yang ditemukan di lokasi kolam Jurusan Biologi dan kolam Taman Sari Universitas Brawijaya

1.4 Manfaat
     Manfaat yang dapat diambil dalam praktikum ini adalah mahasiswa biologi mampu melakukan teknik pengamatan serta identifikasi karakter yang dimiliki oleh alga dan protozoa serta menentukan jumlah dan keadaan diversitasnya. Selain itu hasil dari praktikum ini dapat diaplikasikan dalam pengamatan protozoa  dan alga yang merugikan pada manusia misalnya Plasmodium sp Tryhomonas sp, Trypanosoma sp, Entamoeba sp, Mycrocystis sp . 




BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alga dan Protozoa
2.1.1 Alga
         Alga  adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya). Karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus. Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah tumbuhan yang hidup di air lainnya, seperti Hydrilla. Dalam taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi dimasukkan dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-pisahkan sesuai dengan fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian alga bukanlah satu kelompok takson tersendiri (Blatchley, 2012).
           Alga biru-hijau kini dimasukkan sebagai bakteri sehingga dinamakan Cyanobacteria, dengan demikian, sebutan "alga" menjadi tidak valid. Cyanobacteria memiliki struktur sel prokariotik seperti halnya bakteri, namun mampu melakukan fotosintesis langsung karena memiliki klorofil. Sebelumnya, alga ini bersama bakteri masuk ke dalam kerajaan  Monera. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya diketahui bahwa ia lebih banyak memiliki karakteristik bakteri sehingga dimasukkan ke dalam kelompok bakteri benar (Eubacteria). Sebagai tambahan, beberapa kelompok organisme yang sebelumnya dimasukkan sebagai bakteri, sekarang malah dipisahkan menjadi kerajaan tersendiri, Archaea. Jenis-jenis alga lainnya memiliki struktur sel eukariotik dan mampu berfotosintesis, entah dengan klorofil maupun dengan pigmen-pigmen lain yang membantu dalam asimilasi energi (Kirby, 2010). 


Gambar 2.1 Chlorophyta (Alga, 2013)

2.1.2 Protozoa
        Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dariprokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah (Manwell, 2012). 

Gambar 2.2 Cilliata (Protozoa, 2012)



BAB III
 METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
     Praktikum dengan judul “Pengamatan Alga dan Protozoa“yang dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2015 hari Selasa pada pukul 11.35-15.10 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya Malang.

3.2 Teknik Pengamatan Protozoa
      Mengambil sampel dengan menggunakan pipet, lalu dengan hati–hati diletakkan di atas objek gelas lalu diamati pada mikroskop (usahakan mulai pada perbesar terkecil). Untuk jenis–jenis protozoa misalnya Amoeba sp (karena ukurannya cukup besar) pengamatan pertama sebaiknya dilakukan pada mikroskop stereo kemudian diambil dengan pipet halus (pipet patereu). Untuk jenis Paramecium sp karena gerakannya sangat cepat, dapat ditambahkan 1-2 tetes larutan kanji atau larutan gelatin masing – masing konsentrasi 1 % atau larutan polyvinyl alcohol 15 % pada objek gelas dan dihomogenkan. Mengamati struktur morfologi ataupun anatomi dari organism yang ditemukan, cacat jenis atau arah pergerakannya. Organisme tersebut dapat diberi beberapa pewarna, misalnya methylen blue encer dengan cara meneteskan pada salah satu sisi dari deck glass dan menghisapnya dengan kertas saring pada sisi lain deck glass.

3.3 Teknik Pengamatan Alga
        Pertama, air spesimen diambil menggunakan pipet kemudian diteteskan diatas gelas obyek dan diamati dengan mikroskop pada perbesaran lemah kemudian difoto dan digambar serta tidak lupa diseskripsikan sesuai klasifikasi yang ada.

BAB IV
 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Hasil
4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan
lebih lengkapnya silahkan download laporan full versi 

4.1.2 Intepretasi Data
      Berdasarkan dari hasil yang diperoleh yaitu bahwa pada kolam taman sari terdapat jenis alga seperti Coelosphaerium , Coelastrum, Coelastrum holstren, Ancicystis sp, Eudorina sp dan Phytoconis sp dan didapatkan jenis protozoa yaitu  Trachelomona dan Cephalodella , pengambilan sampel di kolam biologi yaitu terdapat jenis protozoa seperti Paramecium dan Condylossom ,dan tidak ada alga yang didapatkan maka berdasarkan hal tersebut maka kemungkinan diversitas mikrobanya antara kolam taman sari dengan kolam biologi kualitas airnya masih bersih di kolam biologi karena pada kolam biologi diversitas mikrobanya sangat rendah daripada taman sari. Namun jika ikan ditaruh di kedua lingkungan tersebut maka lingkungan yang cocok adalah kolam Taman Sari karena diversitas fitoplankton dan zooplankton yang terdapat di tempat tersebut sangat banyak dan dapat digunakan sebagai sumber pangan bagi ikan.

4.2 Peranan Alga dan Protozoa Bagi Manusia
       Protozoa dapat menguntungkan dan merugikan manusia. Protozoa berperan penting dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena Protozoa adalah pemangsa bakteri. Di perairan, protozoa juga merupakan zooplankton dan bentos. Zooplankton dan bentos adalah sumber makanan hewan air termasuk udang, kepiting, dan ikan yang secara ekonomi bermanfaat bagi manusia. Protozoa lain menguntungkan antara lain sebagai berikut : Foraminifera, cangkang atau kerangkanya merupakan petunjuk dalam pencarian sumber daya minyak, gas alam, dan mineral. Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolarian yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok. Protozoa yang merugikan manusi, yaitu menyebabkan penyakit antara lain : Entamoeba histolyca, penyebab disentri. Trypanosoma brucei, penyebab penyakit tidur di Africa Trypanosoma evansi, penyebab penyakit pada hewan ternak, misalnya pada sapi, kambing, dan kuda Leishmania, penyebab penyakit kala azar, Trichomonas vaginalis, parasit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin laki-laki. Balantidium coli, penyebab diare, Toxopalsma gondii, penyebab toksopalsmosis, Plasmodium, Penyebab penyakit malaria (Ezenwa, 2014).
         Ganggang dapat memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan manusia. Manfaat ganggang bagi kehidupan manusia adalah  sebagai berikut. Peranan ganggang dalam kehidupan adalah sebagai berikut. Ganggang yang bersifat saprofit membantu menguraikan sisa makanan.. Merupakan produsen penting di perairan (fitoplankton) yang penting. Di semua lingkungan menghasilkan gas oksigen selama fotosintesis. Pada unit pengolahan limbah, gas ini merupakan gas penting untuk degradasi limbah oleh bakteri aerob. Menghasilkan bahan industri dan bahan makanan yaitu: tanah diatom, algin, keragen, agar-agar, vitamin, dan protein. Di Jepang, Porphyra (ganggang merah) digunakan sebagai bahan pangan. Beberapa jenis menghasilkan racun. Racun dihasilkan secara ekstraseluler atau dilepaskan ketika ganggang terdekomposisi pada saat terjadi blooming ganggang, yaitu populasi ganggang yang sangat padat hingga menutupi permukaan perairan. Gymnodinium dan Gonyaulax menghasilkan neurotoksin yang mematikan binatang akuatik. Ganggang Prototheca wickerhamii merupakan patogen yang menyerang manusia yaitu dapat menyebabkan peradangan persendian. Beberapa ganggang yang terbawa udara menyebabkan alergi. Beberapa jenis misalnya Cephaleuros menyerang daun teh, kopi, lada, cengkeh, jeruk, dan lain-lain di daerah tropik dan menimbulkan banyak kerusakan. Peranan Ganggang hijau merupakan sumber fitoplanton yang digunakan sebagai pakan ikan dan hewan air lainnya. Dapat dikatakan bahwa pada ekosistem perairan, ganggang hijaulah yang merupakan produsen bagi hewan-hewan air lainnya. Peranan Ganggang cokelat (Macrocrytis pyrifera) mengandung yodium yang mengandung Na, P, N, dan Ca yang dapat dimanfaatkan sebagai suplemen untuk hewan ternak. Selain itu, ganggang cokelat yang mengandung asam alginat dapat dimanfaatkan sebagai pengental produk makanan, industri, dan alat-alat kecantikan (Laminaria, Macrocystis, Ascophylum, dan Fucus). Peranan Ganggang merah dapat dimanfaatkan untuk makanan suplemen kesehatan (Porphyra), sumber makanan (Rhodymenia palmata), pembuatan agar (Gellidium), dan penghasil karagenan (pengental es krim). Dinding sel diatom mengandung zat kersik sehingga ganggang keemasan sering disebut juga ganggang kersik. Zat kersik ini sangat berguna bagi industri, seperti bahan penggosok, penyaring, industri kaca, dan bahan isolasi (Blatchley, 2012).

4.3 Bioindikator
       Beberapa spesies protozoa yang keberadaannya pada suatu tempat dapat digunakan sebagai indikator. Sebagai contoh fosil Foraminifera (ex. Globigerina sp.) dapat digunakan indikator sumber minyak bumi. Paramaecium sp. di suatu lingkungan perairan dalam jumlah banyak (kelimpahan tinggi) mengindikasikan bahwa perairan tersebut memiliki tingkat pencemaran tinggi. Keberadaan ciliata (Stylonichia dan  Euplotes) dalam jumlah banyak di kolam hatchery  mengindikasikan bahwa air pemeliharaan larva rusak karena endapan sisa pakan (Kirby, 2010).



BAB V 
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
      Berdasarkan dari hasil pengmatan yang telah dilakukan bahwa keadaan diversitas protozoa dan alga antara kolam taman sari dan  kolam jurusan biologi berbeda, taman sari yang memiliki diversitas tertinggi karena jumlah protozoa dan alga yang teridentifikasi lebih besar daripada kolam biologi dan hasil dari praktikum ini dapat dikembangkan dengan mengidentifikasi lebih lanjut spesies protozoa dan alga lalu memanfaatkannya sebagai bioindikator. 

5.2 Saran
Perlu dilakukan penjelasan mengenai struktur atau organel khusus yang dimiliki oleh mikroorganisme protozoa dan alga yang telah didapatkan dari kedua lokasi yaitu kolam jurusan biologi dan kolam taman sari.




DAFTAR PUSTAKA

Blatchley, W. S. 2012. Protist. The Nature Publishing Co., Indianapolis.

Kirby, W. F.2010.Marine of Algae. British Museum, London.

Ezenwa VO. 2014. Protozoa and Gastrointestinal Parasitism in Sympatric African Bovids.        Parasitology 126:379–388.

Manwell, R.D.2012. Introduction to Protozoology, second revised edition, Dover Publications Inc.,  New York.

Mitchell, D. R. 2012. Chlamydomonas flagella. Journal of Phycology 36:261–273.


terimakasih kawan ku sudah membaca laporan ini, kritik dan saran saya tunggu ya, untuk lebih lengkapanya silahkan download laporan full versi . Terimakasih kawan ku




No comments:

Post a Comment