LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL KOEFISIEN SEDIMENTASI (SEDIMENTATION COEFFICIENT)

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI SEL


KOEFISIEN SEDIMENTASI (SEDIMENTATION COEFFICIENT)








NAMA                           : VIOL DHEA KHARISMA 
NIM                                : 135090107111007
TGL PRAKTIKUM        : 15 Oktober 2014
KELOMPOK : 3










LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN,
 MIKROTEKNIK, KULTUR JARINGAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014



KOEFISIEN SEDIMENTASI (SEDIMENTATION COEFFICIENT)

Viol Dhea Kharisma
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya


ABSTRAK

Sel merupakan unti terkecil dalam organisme hidup baik dalam dunia tumbuhan maupun hewan, setiap sel mempunyai beberapa organel. Sentrifugasi merupakan proses pemisahan organel-organel sel berdasarkan ukuran atau densitas tertentu. Koefisien sedimentasi digunakan untuk mengkarakterisasi partikel atau organel sel berdasarkan laju pengendapan partikel atau organel saat dilakukan sentrifugasi pada kecepatan tertentu. Kloroplas merupakan organel yang spesifik terdapat pada sel tumbuhan yang berfungsi dalam proses fotosintesis. Praktikum ini bertujuan untuk mengisolasi kloroplas tanaman menggunakan metode fraksionasi sel, mengamati kloroplas hasil fraksionisasi menggunakan mikroskop, memperkirakan koefisien sedimentasi kloroplas. Manfaat yang dapat diambil dalam praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan rekayasa atau pengamatan pada kloroplas serta mengisolasi kloroplas dari dalam sel tumbuhan. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah proses isolasi kloroplas yang melalui tahapan-tahapan khusus. Hasil dari praktikum yang dilakukan adalah bahwa koefisien sedimentasi kloroplas yang di peroleh paling berat sebesar 4,16.10-7S dan yang paling kecil adalah sebesar 4,1.10-7, pada kloroplas yang telah didapatkan bahwa strukturnya terdiri atas stroma, membran ganda, grana, tilakoid, dan untuk mengisolasi kloroplas dari suatu tananam dapat dilakukan dengan metode fraksionasi atau sentrifugasi dengan kecepatan tertentu.

Kata Kunci : Fraksionasi, Kloroplas, Koefisien Sedimentasi, Sel, Sentrifugasi


BAB I 
PENDAHULUAN



1.1 Dasar Teori
1.1.1 Pengertian Sel
     Sel merupakan unit struktural fungsional terkecil pada makhluk hidup, sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari 1013 sel. Namun, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi (Berg, 2002).

1.1.2 Pengamatan Komponen Seluler
    Pengamatan komponen seluler dapat dilakukan melalui dua cara. Cara pertama yaitu dengan membuat preparat basah atau preparat permanen, untuk preparat basah irisan jaringan dengan ketebalan kurang dari 10 mikrometer (bisa diwarnai atau tidak diwarnai) langsung ditempelkan pada cover gelas dan diamati menggunakan mikroskop, utuk preparat permanen, jaringan melalui beberapa proses antara lain yaitu fiksasi, dehidrasi, embedding, pengirisan (memakai mikrotom), affixing atau penempelan obyek gelas, pewarnaan, mounting atau penutupan cover gelas, kemudian baru diamati menggunakan mikroskop (Mathews, 2000).
      Sentrifugasi karena perbedaan ukuran dan densitas, setiap komponen sel mempunyai “tingkah laku” yang berbeda bila mendapatkan gaya sentrifugasi. Gaya yang dihasilkan oleh sentrifugasi dinyatakan sebagai relative cetrifugal force (RCF) dalam satuan g yaitu gaya gravitasi bumi dari suatu massa benda. RCF merupakan fungsi dari kecepatan sentrifugasi dalam rpm dan jarak partikel dari sumbu rotasi (x) (Metzler, 2001).
    Teknik yang digunakan untuk pemisahan organel sel adalah semata-mata didasarkan pada sentrifugasi, kepadatan dan kecepatan membuat perbedaan koefisien kepadatan dan sedimentasi. Hasil akhir dari proses sentrifugasi yaitu organel sel dapat keluar atau lepas dari membran plasma. Pelet yang dihasilkan dari skema atau proses sentrifugasi pertama dapat mengandung organel namun dengan presentase kecil. Fraksi lebih lanjut pada proses sentrifugasi akan menghasilkan inti, mitokondria, serta mikrosom masing-masing dengan densitas yang berbeda. Langkah-langkah sentrifugasi dilakukan dalam larutan buffer  agar struktur protein tetap lestari (Nilsson, 2004). 

1.1.3 Struktur Kloroplas
      Struktur kloroplas memiliki diameter 2 hingga 6 milimikron. Tebal dari lensa tersebut adalah 0,5 sampai 1,0 milimikron. Plastida termasuk kloroplas merupakan organel bermembran rangkap dengan bermacam bentuk dan fungsi. Jika diamati dengan pembesaran paling kuat dari mikroskop cahaya, kloroplas hanya terlihat terlihat seperti butiran-butiran. Namun sebenarnya pada tumbuhan tingkat tinggi, plastida berbentuk cakram. Ukuran masing-masing cakram adalah 2 x 5 mm, akan tetapi nilai ini relatif.Kloroplas hanya terdapat pada organ-organ atau jaringan fotosintetik, seperti daun atau batang yang berwarna hijau. Selain sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, kloroplas juga menyintesis klorofil dan beberapa protein dan lipid tertentu. Berdasarkan jenis tumbuhan, kloroplas mempunyai bentuk yang bermacam-macam seperti bentuk mangkuk, cakram, spiral, stelata, atau bentuk tak beraturan. Umumnya berukuran antara 2 - 20 mikron. Struktur kloroplas terdiri dari membran luar yang berguna untuk melewatkan molekul-molekul berukuran kurang dari qo kilodalton tanpa slektivitas; membran dalam bersifat selektif pereabel dan berguna untuk memilih molekul yang keluar asuk dengan transpor aktif; stroma merupakan cairan kloroplas yang berguna untuk menyimpan hasil fotosintesis dalam bentuk pati (amilum); dan tilakoid tempat terjadinya fotosintesis (Berg, 2002).


1.2 Tujuan
     Adapun tujuan yang tertera dalam praktikum ini adalah
Mengisolasi kloroplas dari tanaman menggunakan metode fraksionasi sel
Mengamati kloroplas hasil fraksionasi menggunakan mikroskop
Memperkirakan koefisien sedimentasi.


BAB II
 METODE


2.1 Waktu dan Tempat
   Praktikum dengan judul” KOEFISIEN SEDIMENTASI (SEDIMENTATION COEFFICIENT) dilaksanakan pada tanggal,15 Oktober 2014 hari Rabu pukul 13.55-16.35 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya Malang.   

2.2 Alat dan Bahan
     Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop bidang terang, mikrometer okuler, refrigerated-centrifuge, tabung sentrifus, mortar, dan pestle, gunting, pipet Pasteur, obyek dan cover gelas, penggaris, ice-water bath, kain kasa, daun bayam (segar) bufer Tris-NaCl (dingin).
2.3 Cara Kerja
2.3.1 Isolasi Fraksi Kloroplas
     Pertama, daun bayam yang sudah di buang tulang daunnya ditimbang sebesar 4 grm. Kedua, daun bayam di potong menjadi bagian-bagian kecil menggunakan gunting, kemudian ditempatkan pada mortar dingin yang sudah berisi 15 ml buffer Tris-NaCl dingin dan sedikit pasir kuarsa. Daun dihaluskan dengan menggunakan pestle selama 2 menit. Ketiga, suspensi di saring menggunakan kain kasa dan filtrat di tampung ke dalam tabung sentrifus dingin. Keempat, flitrat di sentrifus pada kecepatan 200 g selama 1 menit. Supernatan yang didapatkan di pindah ke tabung sentrifus dingin yang baru dan di sentrifus pada kecepatan 1300 g selama 5 menit. Sesudah sentrifugasi, jarak A dan B diukur, kemudian koefisien sedimentasi kloroplas dihitung dan ditentukan. Terakhir, supernatan di buang, kemudian ditambahkan 10 ml buffer Tris-NaCl dingin pada pelet, dan pelet diresuspensikan dengan menggunakan pipet Pasteur, kemudian tabung sentrifus dibalik-balik beberapa kali, dan ditempatkan pada ice-water bath, dengan menggunakan pipet pasteur, satu tetes kecil diambil (diusahakan sedikit mungkin) suspensi kloroplas, dan diletakkan di atas gelas obyek, kemudian ditutup dengan cover glass, kelebihan cairan di sekitar cover gelas menggunakan tisu, terakhir kloroplas diamati pada perbesaran 200x, 400x dan morfologinya digambar.


BAB III
 HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Analisis Prosedur
Pertama daun bayam ditimbang untuk mengetahui beratnya maka didapat daun bayam dengan berat sebesar 4 grm, kemudian dipotong menjadi bagian yang kecil-kecil menggunakan gunting, kemudian ditempatkan pada mortar dingin yang sudah berisi 15 ml buffer Tris-NaCl dingin dan sedikit kuarsa yang berfungsi untuk menjaga stabilitas pH dan integritas organel dan lalu dihaluskan menggunakan pestle selam 2 menit agar didapatkan suspensi, kemudian suspensi disaring menggunakan kain kasa agar didapatkan filtrat dan filtrat ditampung ke dalam tabung sentrifus dingin untuk disentrifugasi, lalu filtrat disentrifugasi pada kecepatan 200 g atau sekitar 1600 rpm selama 1 menit untuk memisahkan organel-organel sel berdasarkan densitas atau kerapatannya masing-masing, kemudian supernatan dipindahkan ke tabung sentrifus dingin yang baru dan disentrifus pada kecepatan 1300 g atau sekitar 3000 rpm selam 5 menit untuk memisahkan organel sel berdasarkan ukuran atau densitas tertentu, kemudian sesudah sentrifugasi jarak pada tabung A dan B diukur, stelah itu baru menentukan koefisien sedimentasi kloroplas, lalu supernatan dibuang dan pada pelet ditambahkan 10 ml buffer Tris-NaCl dingin untuk stabilitas pH serta menjaga integritas organel, dan pelet diresuspensi menggunakan pipet Pasteur, lalu tabung sentrifus dibalik-balik beberapa kali agar suspensi menyebar rata kemudian ditempatkan pada ice water bath, dengan menggunakan pipet pasteur, satu tetes diambil (diusahkan sedikit mungkin) suspensi kloroplas agar tidak terlalu banyak dan dapat diamati dibawah mikroskop, lalu diletakkan pada obyek glass serta ditutup dengan cover glass agar obyek tidak bergerak, jika terdapat cairan disekitar cover glass maka dapat digunakan tissue untuk menyerapnya. Alat refrigerated-centrifuge berfungsi untuk fraksionasi kloroplas dimana sel dari tumbuhan bayam diputar dengan kecepatan tertentu dan organelnya akan terpisah-pisah.  

3.2 Analisis Hasil
3.2.1 Intepretasi Data
untuk lebih lengkapnya dapat mendownload versi full disini
Berdasarkan hasil yang didapatkan seperti yang di peroleh pada tabel diatas menunjukkan bahwa pada kelompok satu, dua, tiga, empat, lima, enam, dan tujuh saat melakukan pengamatan diperoleh jarak dari dasar tabung sentrifus ke permukaan atas suspensi yang berjarak 10,5, 10,5 , 10, 10, 10,2, dan 10,3 cm dan jarak dari dasar tabung sentrifus ke bagian atas pelet yang berjarak 0,9, 1, 1, 0,9, 0,7, 0,9 cm, saat dilakukan proses sentrifugasi jarak dari sumbu rotasi ke permukaan atas suspensi adalah 9,5, 9,5, 10, 10, 9,8, 9,7, cm, dan jarak dari sumbu rotasi ke bagian atas dari pelet sebesar 19,1, 19, 19, 19,1, 19,3, 19,1 , dan menghasilkan koefisien sedimentasi sebesar 4,1.10-7 , 4,2.10-7, 4,05.10-7, 4,03.10-7, 4,16.10-7, dan 4,16.10-7. Nilai koefisien sedimentasi terbesar pada kloroplas berdasarkan data pengamatan yang diperoleh yaitu sebesar  4,16.10-7S dan yang kecil yaitu 4,1.10-7     

3.2.1.2 Pengamatan Kloroplas
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada struktur kloroplas pada praktikum ini adalah bahwa bintil-bintil berwarna hijau tersebut merupakan kloroplas, berwarna hijau karena di dalam organel kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berwarna hijau.
Menurut (Metzler, 2001),kloroplas terdiri atas dua bagian besar, yaitu bagian amplop dan bagian dalam. Bagian amplop kloroplas terdiri dari membran luar yang bersifat sangat permeabel, membran dalam yang bersifat permeabel serta merupakan tempat protein transpor melekat, dan ruang antar membran yang terletak di antara membran luar dan membran dalam.Bagiandalamkloroplas mengandung  DNA ,RNAs ,ribosom ,stroma (tempat terjadinya reaksi gelap), dan granum. Granum terdiri atas membran tilakoid (tempat terjadinya reaksi terang) dan ruang tilakoid (ruang di antara membran tilakoid).

3.2.2 Karakteristik Kloroplas
       Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastida yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun tanaman yang disebut palisade atau jaringan tiang dan sel-sel jaringan bunga karang yang disebut spons. Kloroplas tersusun atas bagian-bagian sebagai berikut : seperti mitokondria, tiap kloroplas dikelilingi membran ganda yang mengatur lalu lintas molekul keluar masuk kloroplas. Membran itu berupa membran luar dan dalam. Setiap membran mengandung banyak antena penangkap cahaya dan berhubungan dengan pembawa electron dan hidrogen. Membran luar memiliki lipatan yang sangat sedikit bila dibandingkan dengan membran dalam. Membran luar bersifat permeabel, berguna untuk melewatkan molekul-molekul kurang dari 10 kilodalton tanpa selektivitas. Membran ini berkesinambungan dan bersifat agak rapuh. Membrane dalam berfungsi membentuk lamella dan berguna sebagai penghalang permeabilitas kloroplas, mengandung erienase yang mengatur gerakan zat-zat metabolik keluar masuk dengan transport aktif. Stroma merupakan cairan kloroplas yang berguna untuk menyimpan hasil fotosintesis dalam bentuk pati. Stroma granular berisi beragam partikel. Mikrograf elektron mempertunjukkan sejumlah granula osmofilik dan kelompok struktur ellipsodial disebut pusat stroma. Pada stroma terdapat untai DNA dan partikel yang terlihat seperti ribosom. Stroma merupakan tempat terjadinya reaksi gelap (Siklus Calvin). Grana merupakan bentuk jamak dari granum, artinya, grana tersusun atas granum-granum. Tumpukan granum tersusun atas beberapa tilakoid. Satu granum dengan granum yang lain dihubungkan dengan lamela tilakoid. Sedangkan, grana dan stroma dihubungkan dengan lamela sroma. Grana berukuran 0,3-2,7. Pada suatu kloroplas dapat dijumpai 40-60 grana tersebar dalam matriks kloroplas. Membran tilakoid yang berdekatan dari tilakoid tetangga dalam tiap-tiap grana membentuk layer tebal disebut lamella grana. Jumlah tilakoid pada tiap spesies berbeda. Tilakoid merupakan struktur cakram bertumpuk-tumpuk, yang terbentuk dari pelipatan membran dalam kloroplas, dan berfungsi menangkap energi cahaya dan mengubahnya menjadi energi kimia (Nilsson, 2004).

3.2.3 Macam Sentrifugasi
     Secara umum sentrifugasi adalah proses pemisahan dengan menggunakan gaya sentrifugal sebagai driving force. Pemisahan dapat dilakukan terhadap fasa padat cair tersuspensi maupun campuran berfasa cair-cair. Pada pemisahan dua fasa cair dapat dilakukan apabila kedua cairan mempunyai perbedaan rapat massa. Semakin besar perbedaan rapat massa dari kedua cairan semakin mudah dipisahkan dengan cara sentrifugasi. Semakin mudah dipisahkan yang dimaksud adalah semakin kecil energi yang diperlukan untuk proses pemisahannya. Dua cairan yang dipisahkan dengan metode sentrifugasi biasanya berbentuk dua fasa cair yang teremulsi. Pemisahan paling sering kita jumpai dalam industri adalah pemisahan lemak yang terdapat dalam susu full cream. Dengan sentrifugasi dipisahkan lemaknya sehingga diperoleh susu skim, susu dengan kadar lemak yang rendah, yaitu berkisar ±3% berat. Dalam keperluan lain operasi sentrifugasi juga dapat berfungsi ganda, yaitu sebagai pemisah untuk campuran maupun sebagai operasi yang membantu proses pengeringan bahan. Fungsi pengeringan utamanya biasanya adalah adanya tarikan udara vakum atau suhu yang agak tinggi (Mathews, 2000).    
      Campuran heterogen terdiri dari senyawa-senyawa dengan berat jenis berdekatan sulit dipisahkan. Membiarkan senyawa tersebut terendapkan karena adanya grafitasi berjalan sangat lambat. Beberapa campuran senyawa yang memiliki sifat seperti ini adalah koloid, seperti emulsi. Salah satu teknik yang dapat dipergunakan untuk memisahkan campuran ini adalah teknik sentrifugasi, yaitu metode yang digunakan dalam untuk mempercepat proses pengendapan dengan memberikan gaya sentrifugasi pada partikel-partikelnya. Gaya sentifugal adalah gaya yang terjadi akibat adanya putaran, arah gayanya adalah dari titik pusat putaran keluar menuju jari-jari luar. Pemisahan menggaunakan gaya ini pada penerapannya biasanya dikenakan pada pemisahan fasa padat dengan fasa cair yang tercampur. Pemisahan menggunakan gaya ini dilakukan apabila perbedaan densitas antara kedua fasa tidak terlalu besar, bisa dalam bentuk campuran suspensi, sehingga pemisahan dengan grafitasi sukar dilakukan.Pemisahan antara dua fasa cair yang membentuk emulsi juga dapat dilakukan dengan cara pemberian gaya sentrifugal. Gaya ini berfungsi ganda, yaitu sebagai perusak sistem emulsi dan memisahkan kedua fasa cairnya. Peralatan sentrifugasi untuk memisahkan dua fasa cair dapat dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu tubular centifuge dan disk bowl centrifuge. Pemisahan sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar secara horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau silinder yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat bergerak menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya tersebut adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan partikel-partikel menuju dinding tanbung dan terakumulasi membentuk endapan (Horton, 2006). 
       Berdasarkan prinsip yang biasa digunakan sentrifugasi terbagi menjadi dua macam yaitu yang pertama, berdasarkan massa, ukuran atau panjang partikel dan yang kedua, berdasarkan densitasnya. Sentrifugasi bergantung pada kekuatan sedimentasi atau pengendapan partikel dengan memanfaatkan massa, ukuran dan densitas partikel. Semakin cepat partikel mengendap maka semakin efektif  proses sentrifugasi. Kecepatan sedimentasi atau pengendapan ini ditentukan oleh beberapa hal yaitu berat molekul dan berat partikel. Semakin tinggi bobot molekulnya maka semakin tinggi pula kecepatanya. Berat partikel akan mempengaruhi gerakan partikel ketika disentrifugasi .Sentrifugasi pada umumnya ada dua macam yaitu sentrifugasi zonal dan keseimbangan gradien densitas. Sentrifugasi zonal yaitu sentrifugasi yang menggunakan massa partikel sebagai teknik untuk memisahkan molekul-molekul yang berbeda ukuran atau panjangnya dan setelah disentrifuasi partikel-partikel tersebut akan terpisah sesuai dengan ukurannya pada lapisan-lapisan atau zona-zona yang berbeda-beda. Sentrifugasi keseimbangan gradient densitas merupakan sentrifugasi yang biasanya menggunakan pelarut berupa sesium Klorida (CeCl) agar densitasnya bergradieb dari atas ke bawah dan setelah disentrifugasi partikel tersebut akan berada pada posisi yang mana densitas partikel seimbang sama dengan densitas pelarutnya. Prinsip sentriguasi ini dinamakan sentrifugasi keseimbangan gradient densitas karena antara partikel dan cairan(dalam hal ini sesium klorida) berada pada posisi keseimbangan densitas yaitu keadaan isopiknik. Sentrifugasi ini biasa digunakan untuk memisahkan molekul-molekul yang perbedaan densitasnya hingga 0,02 g/mL/ molekul-molekul tersebut seperti molekul protein, DNA, dan RNA yang densitasnya pada larutan sesium klorida ialah 1.3 g/mL , 1.6-1.7 g/mL, dan 1.75-1.8 g/mL (Berg, 2002).

3.2.4 Macam Koefisien Sedimentasi
       Koefisien sedimentasi merupakan suatu ukuran mengenai kecepatan sedimentasi suatu makromolekul, apabila dipusingkan (disentrifus) dengan kecepatan tinggi. Besaran ini dinyatakan dalam satuan (S). Makromolekul yang berukuran lebih besar memiliki koefisien sedimentasi yang lebih besar daripada makromolekul yang lebih kecil. Koefisien sedimentasi tidak merupakan bahan tambahan, karena gaya gesekan yang bekerja pada permukaan suatu makromolekul dapat memperlambat migrasi suatu molekul pelarut, kecepatan sedimentasi bergantung tidak hanya pada kepadatan makromolekul, tetapi juga pada bentuknya (Gesteland, 2004).
Ribosom adalah struktur subsel tempat berlangsungnya sintesis protein. Pada prokariot dan di dalam sitoplasma serta mitokondria sel eukariot dijumpai jenis ribosom yang berbeda. Ribosom prokariot memiliki 3 jenis molekul rRNA dengan koefisien sedimentasi 16, 23, dan 5S membentuk, pada rRNA 18S akan membentuk kompleks dengan protein dan membentuk subunit ribosomal 30S, sedangkan rRNA 23S dan dan 5S membentuk kompleks dengan protein dan  membentuk subunit ribosomal 50S. Subunit ribosomal 50S dan 30S bersatu membentuk subunit ribosomal 70S, ribosom sitoplasma eukariotik mengandung empat jenis molekul rRNA dengan koefisien sedimentasi  18, 28, 5 dan 8S (Berg, 2002).  
3.2.5 Trouble Shooting
Kesalahan relatif yang terdapat dalam praktikum ini adalah pada saat pencampuran larutan Tris-NaCl konsentrasi larutan tersebut terlalu banyak atau sedikit kemudian saat memotong atau menghilangkan tulang daun dari daun bayam tersebut tidak bersih yang mengakibatkan kloroplas yang didapatkan masih kurang efektif serta saat proses penghilangan tulang daun membutuhkan waktu yang lama.


BAB IV
 PENUTUP


4.1 Kesimpulan
      Berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa proses pemisahan kloroplas dari tanaman dapat dilakukan dengan cara metode fraksionasi sentrifugasi yaitu merupakan proses pemisahan komponen organel sel dengan berat atau kerapatan yang berbeda, kemudian struktur kloroplas jika diamati dalam mikroskrop dengan perbesaran tertentu maka akan terlihat struktur pokok yaitu membran ganda, grana, tilakoid, dan stroma serta koefisien sedimentasi kloroplas yaitu sekitar kurang dari 4,16. 10-7 dan di atas 4,1. 10-7.

4.2 Saran
Perlu dilakukan penjelasan ulang mengapa ketika mengambil pelet hasil sentrifugasi harus menggunakan pipet Pasteur kenapa tidak pipet biasa dan bagaimana cara menghitung koefisien sedimentasi secara baik dan benar.


DAFTAR PUSTAKA


Berg, J. M., J. L. Tymoczko, and L. Stryer. 2002. Biochemistry, 5th ed. NewYork: W. H. Freeman.

Gesteland, R.  F., T. R. Cech and J.  F.  Atkins (eds.).  2004.  The  Cell Fractionation.  2nd  ed.

Plainview,  NY:  Cold  Spring  Harbor Laboratory Press.

Horton, H. R. et al. 2006. Principles of Biochemistry, 4th ed. Upper Saddle River, NJ: Pearson/Prentice Hall.

Mathews, C. K., K. E. van Holde, and K. G. Ahern. 2000. Biochemistry, 3rd ed.Menlo Park, CA: Benjamin Cummings.

Metzler, D.E. 2001. Biochemistry: The Chemical Reactions of Living Cells,2nd ed. San Diego: Academic Press.

Nilsson, T., et al. 2004. Mass spectrometry in high throughput proteomics: ready for the big time. Journal of Sitology. 7(9): p. 68-15.


terimakasih kawan sudah mampir di blog saya ,semoga ilmu yang di dapatkan menjadi bermanfaat untuk lebih lengkapnya dapat mendownload versi full disini













































No comments:

Post a Comment