Usaha Pencegahan terhadap Infeksi Virus

Bagaimana cara pencegahan terhadap infeksi virus?
Vaksin virus merupakan formula yang terbuat dari bagian tubuh virus, virus mati, atau virus hidup yang diinjeksikan ke dalam tubuh manusia guna memperoleh suatu sistem imun (kekebalan) secara alamiah. Pada tahun 1789, Edward Jenner menemukan vaksin cacar. Vaksin cacar tersebut disuntikkan ke jaringan bawah kulit (subkutan). Selanjutnya pada tahun 1952, Jonas Salk menemukan vaksin polio. Vaksin polio diberikan melalui mulut (oral). Vaksin virus dibedakan menjadi dua macam, yaitu (1) vaksin virus mati dan (2) vaksin virus hidup yang dilemahkan
.
1. Vaksin Virus Mati
Vaksin virus mati dibuat dengan cara memurnikan sediaan virus melalui tahap-tahap tertentu dan merusak sedikit protein virus sehingga virus menjadi tidak aktif. Formalin dengan kadar rendah biasanya digunakan untuk merusak protein virus. Vaksi virus mati dapat merangsang pembentukan antibodi tubuh terhadap protein selubung virus sehingga meningkatkan daya resistensi tubuh.
Namun demikian, ada beberapa kelemahan penggunaan vaksin virus mati.

  • Diperlukan ketelitian yang tinggi pada saat pembuatan vaksin untuk memastikan bahwa tidak ada birus yang virulen.
  • Respons sel terhadap vaksin biasanya lemah
  • Imunitas yang diperoleh hanya bersifat sementara sehingga perlu dilakukan injeksi berulang kali.
  • Dapat merangsang hipersensitivitas pada infeksi berikutnya (menyebabkan terjadinya resistensi virus). Hal ini disebabkan oleh adanya respons imun yang tidak seimbang terhadap antigen permukaan virus yang tidak sesuai infeksi virus secara alamiah.

2. Vaksin Virus Hidup yang Dilemahkan
Vaksin virus hidup dibuat dari virus mutan yang memiliki antigen hampir sama dengan virus liar, tetapi memiliki kemampuan patogen yang sangat lemah. Pembuatan strain virus lemah pada awalnya dilakukan dengan cara memilih strain virus lemah secara alami pada biakan. Akan tetapi, kini pembuatan strain virus lemah dilakukan dengan cara manipulasi laboratorium agar terjadi perubahan genetik secara terencana.

Penggunaan vaksin virus hidup memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan penggunaan vaksin hidup antara lain adalah : tubuh memperoleh imunitas seperti imunitas yang terjadi secara alamiah, karena virus akan bereproduksi terus sehingga memicu terbentuknya antibodi tubuh.

Sementara kelemahan pengguanaan vaksin hidup antara lain sebagai berikut

  • Terjadi risiko virulensi yang lebih besar selama perkembangan virus di dalam vaksin. Walaupun hal ini tidak terbukti sebagai masalah, tetapi potensi tersebut tetap ada.
  • Penyimpanan dan keterbatasan hidup vaksin sebelum masa kadaluwarsa. Akan tetapi, masalah ini dapat diatasi dengan bantuan stabilisator virus, misalnya penambahan MgCl2 untuk vaksin polio.
  • Terjadinya pencemaran virus lain di dalam vaksin.
  • Adanya gangguan replikasi virus vaksin yang dapat mengakibatkan adanya infeksi virus luar yang terjadi secara bersamaan, sehingga menyebabkan berkurangnya efektivitas vaksin.

No comments:

Post a Comment