Diet dan obesitas saat ini menjadi masalah umum dunia. Di Indonesia, penduduk yang mengalami kelebihan berat badan (overweight) sekitar 17,5% dan pasien obesitas sekitar 4,7%. Obesitas pada umumnya disebabkan oleh konsumisi sumber energi karbohidrat yang berlebihan melampaui kebutuhan akan energi, sehingga konversi karbohidrat menjadi lemak yang akan disimpan dalam tubuh. Apakah obesitas dapat dicegah?
Salah satu metode yang banyak diperbincangkan adalah "diet tinggi protein", yaitu modifikasi diet dengan meningkatkan rasio protein dan meminimalkan karbohidrat sebagai sumber energi tubuh. Protein merupakan sumber energi yang bersifat paling mengenyangkan dibandingkan karbohidrat dan lemak. Protein memperlama waktu pengosongan lambung dan memengaruhi hormon kolesistokinin dan GLP-1 (glucagon like peptide-1) yang mengatur rassa kenyang. Peningkatan konsentrasi asam amino hasil pencernaan protein akan menstimulasi glukoneogenesis yang menyebabkan rasa kenyang. Glukoneogenesis adalah proses sintesis glukosa/glikogen dari prekursor nonkarbohidrat ketika karbohidrat tidak tersedia dalam makanan.
Protein tidak dapat disimpan dalam tubuh sehingga dapat mengurangi nafsu makan dan mengontrol asupan energi yang masuk. Diet tinggi protein berpengaruh terhadap komposisi tubuh yang lebih berotot dan mampu meningkatkan penggunaan simpanan lemak yang dapat menurunkan berat badan total.
Meskipun metode diet tinggi perotein ini terbukti efektif dalam penurunan berat badan, tetapi masih menjadi perdebatan berkaitan dengan masalah kesehatan, anatara lain sebagai berikut.
- Tidak memenuhi persyaratan gizi tubuh (60% kebutuhan energi seharusnya berasal dari karbohidrat).
- Menimbulkan gangguan ginjal karena mengonsumsi protein lebih dari 25% dari total energi sehari dapat memperberat fungsi ginjal dalam mengekskresikan hasil metabolisme protein seperti asam urat dan kalsium.
- Asupan protein tinggi merupakan meningkatkan risiko terjadinya batu ginjal.
-Berisiko osteoporosis karena terjadi peningkatan ekskresi kalsium dalam urine yang mengakibatka penurunan penyimpanan kalsium dalam tulang.
Masalah-masalah kesehatan tersebut dapat muncul jika seseorang menjalani diet tinggi protein dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, perlu adanya kontrol kesehatan, pemilihan jenis makanan sumber protein yang tepat, waktu penerapan, dan keseimbangan zat gizi lainnya. Sebaiknya disertai dengan diet tinggi serat dan aktivitas fisik secara rutin
No comments:
Post a Comment